Menemukan jejak sejarah di Jogja rasa-rasanya tidak susah. Selain adat dan tradisionalisme yang masih hangat dan kuat mengakar dalam kehidupan sehari-hari, beragam peninggalan bersejarah pun dirawat dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat. Ratusan tahun yang telah berlalu toh tidak juga menggerus habis bukti peradaban yang pernah terjadi.
Salah satu destinasi wisata sejarah yang harus dikunjungi selagi berada di Jogja adalah Keraton Jogja yang bernama asli Karaton Ngayogyakarta. Keraton ini merupakan satu dari segelintir keraton yang masih eksis hingga hari ini. Serangkaian upacara dan kegiatan adat juga tetap aktif dilaksanakan.
Selain keraton, Jogja menyimpan banyak sejarah lainnya di berbagai lokasi lain. Empat tempat bersejarah di Jogja berikut ini juga pantang untuk Anda lewatkan saat berkunjung ke Kota Gudeg ini.
Benteng Vredeburg
Sumber : visitingjogja.com
Sri Sultan Hamengkubuwono I memerintahkan pembangunan Benteng Vredeburg pada tahun 1760. Pembangunan ini sesungguhnya merupakan permintaan pemerintah Belanda dengan dalih sebagai benteng untuk menjaga keamanan keraton. Namun tentu saja, kompeni hanya melakukan muslihat untuk memudahkan pengawasan mereka kepada segala kegiatan yang dilakukan oleh pihak keraton.
Hingga 2,5 abad kemudian, Vredeburg masih kokoh berdiri meski telah mengalami beberapa kali renovasi. Tidak seperti kesan kusam yang umumnya menyelimuti bangunan tua, Vredeburg justru dipenuhi taman rindang yang bersih dan terawat. Bagian dalamnya pun terasa begitu hidup dengan adanya diorama, foto, dan media interaktif lainnya.
Monumen Jogja Kembali
Bangunan empat lantai ini memiliki bentuk yang unik, yakni berbentuk kerucut. Pada malam hari, dengan penataan cahaya yang apik, kesan romantis bahkan menguar dari museum yang dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa. Mereka gugur dalam perang merebut kembali kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah Belanda di tahun 1949.
Aneka benda klasik disimpan dan dipamerkan di lantai satu Monjali, seperti mesin ketik, buk, senjata, telepon, dan lain-lain. Sementara itu, lantai dua dipenuhi diorama dan patung yang menggambarkan suasana penjajahan pasca perjanjian Renville yang dicurangi oleh Belanda. Kemudian naik ke lantai tiga yang dinamakan Garbha Graha, adalah ruangan yang dikhususkan untuk memanjatkan doa bagi para pejuang dengan bendera merah putih tepat di sentral ruangan.
Kotagede
Jika Jakarta memiliki Kota Tua dan Semarang memiliki Kota Lama, maka Jogja memiliki Kotagede. Kecamatan ini akan membawa Anda seakan-akan melalui perjalanan waktu kembali masa lampau. Gedung-gedung kuno dengan arsitektur bergaya Jawa tradisional, Belanda, hingga Mataram Hindu masih berdiri dalam kondisi sangat baik.
Konon, Kotagede adalah desa kecil yang kemudian menjadi hutan lantaran ditinggalkan oleh masyarakatnya. Kawasan ini kemudian dibangun oleh Ki Ageng Pamanahan, keturunan orang-orang Sela yang hijrah ke Pajang di tahun 1556 dan mendapat mandat sebagai bupati Kerajaan Mataram. Keturunannya kelak yang menjadi raja-raja dinasti Mataram Islam.
Taman Sari
Tidak jauh dari keraton, Taman Sari didirikan di atas tanah seluas 12 hektare. Sultan Hamengkubuwono I membangun pesanggrahan ini setelah Perjanjian Giyanti di tahun 1755. Selain sebagai benteng untuk menghadapi situasi bahaya, Taman Sari juga difungsikan sebagai tempat beribadah bagi para raja.
Tempat wisata sejarah di Jogja ini memiliki arsitektur ini. Perpaduan gaya Hindu, Buddha, Islam, Cina, dan Eropa tampak begitu harmoni dalam bentuk fisik bangunan maupun reliefnya. Di kompleks ini juga terdapat salah satu titik yang menjadi kolam pemandian bagi permaisuri.
Jika Anda memiliki cukup banyak waktu untuk mengeksplorasi Jogja, cobalah mengeksplorasi pula kekayaan sejarah di tanah Jogja. Anda bisa mengunjungi Gua Selarong, Museum Perjuangan, Museum Dharma Wiratama, dan banyak lagi.
Untuk melepas lelah dan kembali mengisi energi, beristirahatlah dengan nyaman di Airy Rooms. Beragam hotel murah di Jogja tersedia dengan kenyamanan lengkap di setiap kamarnya.
Cukup reservasi di web atau aplikasi dan lakukan pembayaran via bank transfer, kartu kredit, atau gerai Indomaret, Anda bisa mendapatkan hotel murah di Jogja dengan lebih mudah.
0 Komentar untuk "Eksplorasi Kekayaan Sejarah Jogja di 4 Tempat Ini"